Jumat, 03 Juni 2016

Orang gila seharga Rp12 juta!


Kalau Anda membaca judul tulisan ini, mungkin nyeleneh atau mangkel, mosok wong ora waras diwenehi banderol koyo regone kelambi.

Cerita ini saya angkat dari kisah nyata salah satu teman saya. Teman saya ini adalah seorang “pencinta orang gila”. Di mana pun ia bertemu orang gila, ia selalu memburu orang gila itu dan apa yang ada di tangannya selalu dikasihkan atau mencari sesuatu untuk diberikan ke orang gila itu. Teman saya ini tidak pernah memberi uang kepada orang gila, karena tentu saja mereka tidak butuh uang. Mereka sudah terlalu kaya dengan uang. Mereka cuma butuh untuk mengganjal perutnya. Setidaknya itulah yang saya pahami dari teman saya ini.

Pagi-pagi buta ini, saya bermain ke rumah teman saya ini dan ia bercerita tentang salah satu orang gila yang dia banderol dengan harga Rp12 juta. Saya pun agak mangkel orang gila kok diberi banderol harga. Meskipun mereka gila, mereka juga manusia dan ciptaan Tuhan yang sama. Saya pun bertanya penasaran maksudnya bagaimana.
Ia bercerita, semalam ketika ia muter-muter kota untuk mencarikan aneka makanan untuk istrinya yang sedang ngidam STMJ (susu telor madu jahe), ia berpapasan dengan orang gila yang tampak nyentrik. Sebelumnya, ia muter-muter dari warung nasi hingga fast food restaurant. Istrinya yang menginginkan martabak dan terang bulan selain STMJ, anaknya yang kebetulan ikut dan ingin makan ayam kentucky dan juga ingin membeli bunga gantung untuk tugas sekolahnya.

Setelah semua makanan incaran masing-masing terpenuhi, incaran terakhir yaitu STMJ ini sungguh agak sulit didapat. Beberapa warung langganan tutup, akhirnya ke warung langganan terakhir dan di sinilah ia bertemu dengan orang gila nyentrik itu.

Ia memarkir kendaraannya, lalu turun ke warung STMJ itu dan memesan 2 bungkus STMJ untuk dibawa pulang. Kebetulan, warung itu sangat ramai, ada 2 atau 3 orang yang sama ngantre. Ia pun agak menjauh dari antrean itu karena bau asap rokok yang ia tidak suka. Kebetulan teman saya ini tidak merokok seperti saya. Ia berdiri di pinggiran trotoar sambil mengantre STMJ yang sedang diracik oleh sang penjual. Sambil mencet-mencet HP memeriksa kerjaan yang mungkin masuk, tiba-tiba, ada seorang lelaki berbadan gelap dan dekil, rambutnya yang tampak keriting dengan tinggi badan yang kurang lebih separuh dari tinggi badan teman saya ini.
Ia agak terkejut dan memerhatikan orang gila ini. Ia memerhatikan terus jalannya, hingga orang gila ini melewatinya. Ia perhatikan lagi, tampak bokong orang gila ini yang kebetulan tidak tertutup kain. Akhirnya, teman saya ini mengambil sebungkus nasi dari warung STMJ itu dan lari mengejar orang gila ini, dan memberikan sebungkus nasi itu. Tak sepatah kata pun diucapkan oleh orang gila ini, tetapi teman saya ini sudah hafal. Dia tidak butuh suwun apalagi pujian, dari siapa pun.

Ia kembali ke warung dan STMJ pun siap diangkut. Ia bayar 2 bungkus STMJ dan 1 bungkus nasi sadukan yang seharga 9000-an itu. Ia pun pulang.

Singkat cerita, keesokan harinya beberapa menit sebelum saya datang ke rumahnya dan bercerita tentang kisahnya ini, ia mendapatkan kiriman US$940 dari rekanannya. Anehnya lagi, ia bercerita, ia tidak pernah merasa mengirimkan tagihan apa pun atau mengerjakan apa pun. Karena teman saya ini sangat berhati-hati dengan yang namanya uang, ia pun menanyakan langsung kepada rekanannya ini soal US$940 yang ia terima dan menjelaskan bahwa tidak merasa pernah mengerjakan proyek atau garapan yang senilai itu. Rekanannya pun ngotot bahwa itu uang teman itu. Teman saya pun ingin mengembalikannya, tetapi lagi-lagi ditolak rekanannya itu. Nah, aneh kan?

Itulah harga yang didapat dari nasi sadukan seharga Rp9000. Langit menggantinya dengan US$940 cash tanpa ba bi bu. Semoga keberuntungan selalu menyertai kita. Amin.
Sumber: blog Ahnan Alex


Yuk Berbagi!:

0 komentar:

Posting Komentar

Supaya Tahu

Halo kawan-kawan. Semoga sukses selalu menyertai Anda semua. Kami ingin menafikan isi dari situs web bagibagi yang kami kelola ini. Jika kawan-kawan menemukan penggunaan bahasa yang cenderung informal, atau campuran, maka itu memang gaya kami dalam mengelola situs web ini. Untuk situs web yang terkait dengan layanan atau jasa penerjemahan kami seperti blog-probahasa.com atau probahasa.com, kami 100% menggunakan bahasa baku sesuai kaidah bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Terima kasih atas pengertiannya, kawan! :-)

For non-native Indonesian speakers, we are sorry that this website is currently made available in Indonesian/local language only as this website is focused on helping and sharing with local people (Indonesian citizens, especially people in Pasuruan and Malang areas) in need. However, if you need to understand what certain page is all about, let us know and we will provide you with the translation.

Pos Populer

Arsip Blog

Diberdayakan oleh Blogger.

Total Tayangan Halaman

Statistik





Hak Cipta © BagiBagi | Didukung penuh oleh ProBahasa Translation